Manchester
United
Sejarah
Tahun
awal (1878–1945)
Tim pertama kali dibentuk dengan
nama Newton Heath Lancashire and Yorkshire Railwaiy F.C. pada 1878
sebagai tim karya Lancashire dan Yorkshire, stasiun kereta api di Newton Heath.
Kaos tim berwarna hijau - emas. Mereka bermain di sebuah lapangan kecil di
North Road, dekat stasiun kereta api Piccadilly Manchester
selama lima belas tahun, sebelum pindah ke Bank Street di kota dekat Clayton
pada 1893. Tim sudah memasuki kompetisi sepak bola tahun sebelumnya dan mulai
memutuskan hubungannya dengan stasiun kereta api, menjadi perusahaan mandiri,
mengangkat seorang sekretaris perkumpulan dan pengedropan "L&YR"
dari nama mereka untuk menjadi Newton Heath F.C saja..
Tak lama kemudian, pada tahun 1902,
tim nyaris bangkrut, dengan utang lebih dari £2500. Lapangan Bank Street mereka
telah ditutup.[5]
Sebelum tim mereka bubar, mereka
menerima investasi dari J. H. Davies[ket 1],
direktur Manchester Breweries. Awalnya, seorang legenda tim, Harry Stafford, yang
merupakan kapten tim, memamerkan anjing St. Bernardnya[ket 2],
kemudian Davies memutuskan untuk membeli anjing itu. Stafford menolak, tetapi
berhasil memengaruhi Davies untuk menannamkan modal pada tim dan menjadi
chairman tim.[6]
Diadakan rapat untuk mengganti nama perkumpulan. Manchester Central dan Manchester
Celtic adalah nama yang diusulkan, sebelum Louis Rocca, seorang imigran
muda asal Italia,
berkata "Tuan-tuan, mengapa kita tidak menggunakan nama Manchester
United?"[7]
Nama ditetapkan dan Manchester United secara resmi eksis mulai 26 April
1902. Davies juga memutuskan untuk mengganti warna tim dan terpilihlah warna
merah dan putih sebagai warna tim Manchester United.
Ernest Mangnall ditunjuk
menjadi sekretaris klub menggantikan James West yang
mengundurkan diri pada tanggal 28 September
1902. Mangnall bekerja keras untuk mengangkat tim ke Divisi Satu dan gagal pada
upaya pertamanya, menempati urutan 5 Liga Divisi Dua. Mangnall memutuskan untuk
menambah sejumlah pemain ke dalam klub dan merekrut pemain seperti Harry Moger, Dick Duckworth, dan John
Picken, ada juga Charlie Roberts yang
membuat dampak besar. Dia dibeli £750 dari Grimsby Town
pada April 1904, dan membawa tim ke posisi tiga klasmen akhir musim 1903-1904.
Mereka kemudian berpromosi ke Divisi
Satu setelah finis diurutan dua Divisi Dua musim 1905–06. Musim pertama mereka
di Divisi Satu berakhir kurang baik, mereka menempati urutan 8 klasmen.
Akhirnya mereka memenangkan gelar liga pertamanya pada tahun 1908. Manchester City sedang diselidiki karena
menggaji pemain diatas regulasi yang ditetapkan FA. Mereka didenda £250
dan delapan belas pemain mereka dihukum tidak boleh bermain untuk mereka lagi.
United dengan cepat mengambil kesempatan dari situasi ini, merekrut Billy
Meredith dan Sandy Turnbull, dan
lainnya. Pemain baru ini tidak boleh bermain dahulu sebelum tahun Baru
1907, akibat dari skors
dari FA. Mereka mulai bermain pada musim 1907–08 dan United membidik gelar
juara saat itu. Kemenangan 2–1 atas Sheffield United memulai kemenangan
beruntun sepuluh kali United. Namun pada akhirnya, mereka tutup musim dengan
keunggulan 9 poin dari rival mereka, Aston Villa.
Klub membutuhkan waktu dua tahun
untuk membawa trofi lagi, mereka memenangkan trofi Liga Divisi Satu untuk kedua
kalinya pada musim 1910–11. United pindah ke lapangan barunya Old Trafford.
Mereka memainkan pertandingan pertamanya di Old Trafford pada tanggal 19 Februari
1910 melawan Liverpool,
tetapi mereka kalah 4-3. Mereka tidak mendapat trofi lagi pada musim 1911–12,
mereka tidak didukung oleh Mangnall lagi karena dia pindah ke Manchester
City setelah 10 tahunnya bersama United. Setelah itu, mereka 41 tahun
bermain tanpa memenangkan satu trofi pun.
United kembali terdegradasi pada
tahun 1922 setelah sepuluh tahun bermain di Divisi Satu. Mereka naik divisi
lagi tahun 1925,
tetapi kesulitan untuk masuk jajaran papan atas liga Divisi Satu dan mereka
turun divisi lagi pada tahun 1931. United meraih mencapaian terendah sepanjang sejarahnya
yaitu posisi 20 klasemen Divisi Dua 1934. kekuatan mereka kembali ketika musim 1938–39.
Era
Sir Matt Busby (1945–1969)
Pada tahun 1945, Matt Busby
ditunjuk menjadi manager dari tim yang berbasis di Old Trafford ini. Dia
meminta sesuatu yang tidak biasa pada pekerjaannya, seperti menunujuk tim
sendiri, memilih pemain yang akan direkrut sendiri dan menentukan jadwal
latihan para pemain sendiri. Dia telah kehilangan lowongan manager di klub
lain, Liverpool F.C., karena pekerjaan yang diinginkannya itu dirasa petinggi
Liverpool adalah pekerjaan seorang direktur, tetapi United memberikan
kesempatan untuk ide inovatifnya. Pertama, Busby tidak merekrut pemain,
melainkan seorang asisten manager yang bernama Jimmy Murphy. Keputusan
menunjuk Busby sebagai manager merupakan keputusan yang sangat tepat, Busby
membayar kepercayaan pengurus dengan mengantar United ke posisi kedua liga pada
tahun 1947,
1948 and 1949 dan memenangkan Piala FA
tahun 1948. Stan Pearson, Jack Rowley, Allenby Chilton, dan Charlie Mitten memiliki
andil yang besar dalam pencapaian United ini.
Charlie Mitten pulang ke Colombia
untuk mencari bayaran yang lebih baik, tetapi kemampuan pemain senior United
tidak menurun dan kembali meraih gelar Divisi Satu pada 1952. Busby tahu, bahwa
tim sepak bola tidak hanya membutuhkan pengalaman pemainnya, maka, dia juga
berpikir untuk memasukkan beberapa pemain muda. Pertama-tama, pemain muda
seperti Roger Byrne, Bill Foulkes, Mark Jones
dan Dennis Viollet,
membutuhkan waktu untuk menunjukkan permainan terbaik mereka, akibatnya United
tergelincir ke posisi 8 pada 1953, tetapi tim kembali memenangkan liga tahun 1956 dengan tim yang usia
rata-rata pemainnya hanya 22 tahun, mencetak 103 gol. Kebijakan tentang pemain
muda ini mengantarkannya menjadi salah satu manager yang paling sukses
menangani Manchester United (pertengahan 1950-an, pertengahan akhir 1960-an dan
1990-an). Busby mempunyai pemain bertalenta tinggi yang bernama Duncan Edwards. Pemuda
asal Dudley, West Midlands
memainkan debutnya pada umur 16 tahun di 1953. Edwards dikatakan dapat bermain
di segala posisi dan banyak yang melihatnya bermain mengatakan bahwa dia adalah
pemain terbaik. Musim berikutnya, 1956–57, mereka menang liga kembali dan
mencapai final Piala FA, kalah dari Aston Villa. Mereka menjadi tim Inggris
pertama yang ikut serta dalam kompetisi Piala Champions Eropa, atas kebijakan FA.
Musim lalu, FA membatalkan hak Chelsea
untuk tampil di Piala Champions. United dapat mencapai babak semi-final dan
kemudian dikandaskan Real Madrid. Dalam perjalanannya ke semi-final,
United juga mencatatkan kemenangan yang tetap menunjukkan bahwa mereka adalah
tim besar, mengalahkan tim juara Belgia Anderlecht 10–0 di Maine Road.
Tragedi terjadi pada musim
berikutnya, ketika pesawat membawa tim pulang dari pertandingan Piala Champions
Eropa mengalami kecelakaan saat mendarat di München,
Jerman
untuk mengisi bahan bakar. Tragedi München 1958 tanggal 6 Februari
1958 merenggut nyawa 8
pemain tim - Geoff Bent, Roger Byrne, Eddie Colman, Duncan
Edwards, Mark Jones, David Pegg, Tommy Taylor dan Liam "Billy" Whelan
- dan 15 penumpang lainnya, termasuk beberapa staf United, Walter Crickmer, Bert Whalley dan Tom Curry.[8]
Terjadi 2 kali pendaratan sebelum yang ketiga terjadi kesalahan fatal, yang
disebabkan tidak stabilnya kecepatan pesawat karena adanya lumpur. Penjaga
gawang United Harry Gregg mempertahankan
kesadaran saat kecelakaan itu dan dibawah ketakutan pesawat akan meledak,
menyelamatkan Bobby Charlton dan Dennis Viollet dengan
mengencangkan sabuk pengamannya. Tujuh pemain United menginggal dunia di tempat
sedangkan Duncan Edwards tewas
ketika perjalanan menuju rumah sakit. Sayap kanan Johnny Berry juga selamat
dari kecelakaan itu, tetapi cedera membuat karier sepak bolanya berakhir cepat.
Dokter München mengatakan bahwa Matt Busby tidak memiliki banyak harapan, namun
ia pulih dengan ajaibnya dan akhirnya keluar dari rumah sakit setelah dua bulan
dirawat di rumah sakit.
Ada rumor bahwa tim akan
mengundurkan diri dari kompetisi, namun Jimmy Murphy mengambil alih posisi
manager ketika Busby dirawat di rumah sakit, klub melanjutkan kompetisinya.
Meskipun kehilangan pemain, mereka mencapai final Piala FA 1958, dimana mereka
kalah dari Bolton Wanderers. Akhir musim, UEFA menawarkan FA untuk
dapat mengirimkan United dan juara liga Wolverhampton Wanderers untuk
berpartisipasi di Piala Champions untuk penghargaan kepada para korban
kecelakaan, namun FA menolak. United menekan Wolves pada musim berikutnya dan
menyelesaikan liga di posisi kedua klasemen; tidak buruk untuk sebuah tim yang
kehilangan sembilan pemain akibat Tragedi München.
Busby membangun kembali tim di awal
dekade 60-an, membeli pemain seperti Denis Law
dan Pat Crerand. Mungkin orang
yang paling terkenal dari sejumlah pemain muda ini adalah pemuda Belfast
yang bernama George Best. Best memiliki keatletikkan yang
sangat langka. Tim memenangkan Piala FA tahun 1963, walaupun hanya finis
diurutan 19 Divisi Satu. Keberhasilan di Piala FA membuat pemain menjadi
termotivasi dan membuat klub terangkat pada posisi kedua liga tahun 1964, dan
memenangkan liga tahun 1965 dan 1967. United memenangkan Piala Champions Eropa
1968, mengalahkan tim asuhan Eusébio SL Benfica 4–1 dipertandingan final, menjadi tim
Inggis pertama yang memenagkan kompetisi ini. Tim United saat itu memiliki
Pemain Terbaik Eropa, yaitu: Bobby Charlton, Denis Law and George Best. Matt
Busby mengundurkan diri pada tahun 1969 dan digantikan oleh pelatih tim cadangan, Wilf McGuinness.
Masa
sulit (1969–1986)
Setelah masa yang gemilang, United
mengalami masa-masa sulit ketika ditangani Wilf McGuinness, selesai diurutan
delapan liga pada musim 1969–70. Kemudian dia mengawali musim 1970–71 dengan
buruk, sehingga McGuinness kembali turun jabatan menjadi pelatih tim cadangan.
Busby kembali melatih United, walaupun hanya 6 bulan. Dibawah asuhan Busby,
United mendapat hasil yang lebih baik, namun pada akhirnya ia meninggalkan klub
pada tahun 1971. Dalam waktu itu, United kehilangan beberapa pemain kuncinya
seperti Nobby Stiles dan Pat
Crerand.
Manager Celtic
yang berhasil membawa Piala Champions ke Glasgow, Jock Stein, ditunjuk untuk
mengisi posisi manager — Stein telah menyetujui kontrak secara verbal dengan
United, tetapi membatalkannya — . Frank O'Farrell ditunjuk
sebagai suksesor Busby. Seperti McGuinness, O'Farrell tidak bertahan lebih dari
18 bulan, bedanya hanya O'Farrell bereaksi untuk menanggulangi penampilan buruk
dari United dengan membawa muka baru ke dalam klub, yang paling nyata adalah
direkrutnya Martin Buchan dari Aberdeen
seharga £125,000. Tommy Docherty menjadi
manager diakhir 1972. Docherty, atau "Doc", menyelamatkan United dari
degradasi namun United terdegradasi pada 1974, yang saat itu trio Best, Law and
Charlton telah meninggalkan klub. Denis Law pindah ke Manchester City pada
musim panas tahun 1973. Pemain seperti Lou Macari, Stewart Houston dan Brian Greenhoff direkrut
untuk menggantikan Best, Law and Charlton, namun tidak menghasilkan apa-apa.
Tim meraih promosi pada tahun
pertamanya di Divisi Dua, dengan peran besar pemain muda berbakat Steve Coppell yang bermain
baik pada musim pertamanya bersama United, bergabung dari Tranmere Rovers. United mencapai Final
Piala FA tahun 1976, tetapi mereka dikalahkan Southampton.
Mereka mencapai final lagi tahun 1977 dan mengalahkan Liverpool 2–1. Didalam
kesuksesan ini, Docherty dipecat karena diketahui memiliki hubungan dengan
istri fisioterapi.
Dave Sexton menggantikan
Docherty di musim panas 1977 dan membuat tim bermain lebih defensif. Gaya
bermain ini tidak disukai suporter, mereka lebih menyukai gaya menyerang
Docherty dan Busby. Beberapa pemain dibeli Sexton seperti Joe Jordan,
Gordon McQueen, Gary Bailey dan Ray Wilkins, namun tidak
dapat mengangkat United menembus ke papan atas, hanya sekali finis diurutan
kedua, dan hanya sekali lolos ke babak final Piala FA, dikalahkan Arsenal.
Karena tidak meraih gelar, Sexton dipecat pada tahun 1981, walaupun ia
memenangkan 7 pertandingan terakhirnya.
Dia digantikan manager flamboyan Ron Atkinson. Dia
memecahkan rekor transfer di Inggris dengan membeli Bryan Robson
dari West Brom. Robson disebut-sebut merupakan
pemain tengah terbaik sepeninggal Duncan Edwards. Tim Atkinson memiliki pemain
baru seperti Jesper Olsen, Paul McGrath
dan Gordon Strachan yang
bermain bersama Norman Whiteside dan Mark Hughes.
United memenangkan Piala FA 2 kali dalam 3 tahun, pada 1983 dan 1985, dan
diunggulkan untuk memenangkan liga musim 1985–86 setelah memenangkan 10
pertandingan liga pertamanya, membuka jarak 10 poin dengan saingan terdekatnya
sampai Oktober 1986. Penampilan United kemudian menjadi buruk dan United
mengakhiri musim di urutan 4 klasemen. Hasil buruk United terus berlanjut
sampai akhir musim dan dengan hasil yang buruk yaitu diujung batas degradasi,
pada November 1986, Atkinson dipecat. Setelah itu United merekrut pelatih baru,
yaitu Sir Alex Ferguson.
Era
Alex Ferguson (1986–sekarang)
Alex Ferguson datang dari Aberdeen
untuk menggantikan Atkinson dan mengantarkan klub meraih posisi 11. Musim
berikutnya yaitu musim 1987–88, United menyelesaikan liga di posisi kedua,
dengan Brian McClair yang menjadi pencetak 20 gol liga
setelah George Best.
United mengalami masa sulit 2 musim
berikutnya. Dengan pembelian pemain yang cukup banyak, Ferguson tidak dapat
memenuhi harapan suporter. Alex Ferguson telah berada dalam bahaya pemecatan
pada awal 1990, tetapi sebuah gol dari Mark Robins membawa United menang 1–0
atas Nottingham Forest dibabak ketiga Piala FA.
Ini membuat Ferguson terselamatkan dan pada akhirnya United memenangkan Piala
FA, setelah mengalahkan Crystal Palace di partai ulang babak final.
United memenangkan Winners' Cup
Eropa di 1990–91, mengalahkan juara Spanyol
musim itu, Barcelona di final, tetapi mengecewakan di
musim berikutnya karena di liga mereka kalah dari saingan, Leeds United.
Kedatangan Eric Cantona
di November 1992 merupakan sebuah langkah krusial United saat itu. Cantona
membaur bersama pemain dan memenangkan Final Piala FA menjadikan MU menjadi
juara dua di liga dan Piala FA. Ferguson membuat suporter kesal karena menjual
beberapa pemain Beberapa dari mereka langsung terpilih menjadi anggota Tim nasional sepak bola Inggris.
Secara mengejutkan, United kembali meraih double pada musim 1995–96. Ini adalah
pertama kalinya klub Inggris meraih double sebanyak dua kali dan akhirnya
mereka mendapat sebutan "Double Double".[9]
Mereka memenangkan liga musim
1996–97 dan Eric Cantona menyatakan pensiun dari persepak bolaan profesional
pada usia 30. Mereka mengawali musim 1997–98 dengan baik, tetapi mengakhiri
liga pada posisi dua klasemen, dibawah pemenang dua gelar, Arsenal.
Treble
(1998–1999)
Musim 1998–99 untuk
Manchester United adalah musim tersukses karena mereka berhasil menjadi
satu-satunya tim Inggris yang pernah meraih Treble(tiga gelar dalam satu musim)
— dengan memenangkan Liga Utama Inggris, Piala FA dan Liga Champion UEFA di
musim yang sama.[10]
Setelah melewati Liga Utama yang padat, Manchester United berhasil memenangkan
liga pada pertandingan terakhir melawan Tottenham Hotspur dengan skor 2–1, ketika
Arsenal menang 1–0 atas Aston Villa.[11]
Memenangkan Liga Utama merupakan bagian pertama dari treble United, yang
disebut Ferguson bagian tersulit.[11]
Di final Piala FA mereka bertemu Newcastle United dan menang 2–0 melalui gol Teddy
Sheringham dan Paul Scholes.[12]
Pada pertandingan terakhir mereka musim itu, pertandingan Final Liga Champions UEFA 1999,
mereka mengalahkan Bayern Munich, pertandingan tersebut disebut-sebut
sebagai comeback terbaik yang pernah ada, kalah sampai dengan injury time dan
mencetak gol dua kali di menit-menit terakhir untuk memastikan kemenangan 2–1.[10]
Manchester United juga memenangkan Piala Interkontinental setelah mengalahkan Palmeiras
1–0 di Tokyo.[13
Setelah
Treble (1999–sekarang)
United memenangkan liga tahun 2000
dan 2001, tetapi mereka gagal meraih kembali trofi kompetisi Eropa. Pada tahun
2000, Manchester United menjadi salah satu dari 14 pendiri kelompok G-14.[14]
Ferguson mengadopsi gaya permainan bertahan dan tetap gagal di kompetisi Eropa
dan United menyelesaikan liga pada urutan ketiga klasemen. Mereka meraih
kembali gelar liga musim berikutnya dan memulai musim dengan sangat baik, namun
penampilan mereka memburuk ketika Rio Ferdinand
menerima skorsing 8 bulan karena gagal dalam tes doping. Mereka
memenangkan Piala FA 2004, setelah mengalahkan Millwall.
Musim 2004-05, produktivitas gol
United berkurang, yang disebabkan oleh cederanya Ruud van Nistelrooy dan United menyelesaikan
musim tanpa meraih satu gelar pun. Kali ini, Piala FA dimenangkan oleh Arsenal
yang mengalahkan United melalui adu penalti. Di luar lapangan, cerita utamanya
adalah kemungkinan klub diambil alih oleh pihak lain dan pada akhir musim, Malcolm
Glazer, seorang pengusaha asal Tampa, telah memiliki
kepemilikikan United.
United melakukan awal buruk pada
musim 2005–06, dengan kepergian Roy Keane yang bergabung dengan Celtic setelah
United banyak dikritik publik dan klub gagal melewati babak knock-out Liga
Champions untuk pertama kalinya dalam satu dekade setelah kalah dari tim asal Portugal,
Benfica. Musim ini adalah musim yang buruk bagi United karena pemain kunci
mereka seperti, Gabriel Heinze, Alan Smith,
Ryan Giggs
dan Paul Scholes
cedera. Mereka hanya meraih satu gelar musim itu, Piala Liga, mengalahkan tim
promosi Wigan Athletic dengan skor 4–0. United
memastikan tempat di urutan kedua klasemen liga dan lolos otomatis ke Liga
Champions setelah mengalahkan Charlton Athletic 4–0. Akhir musim
2005–06, satu dari penyerang kunci, Ruud van Nistelrooy, meninggalkan klub dan
bergabung dengan Real Madrid, karena hubungannya dengan Alex
Ferguson retak.[15]
Musim 2006-07 memperlihatkan gaya
permainan United yang menyerang seperti pada dekade 90-an, mencetak 20 gol
lebih di 32 pertandingan. Pada Januari 2007, United mendapatkan Henrik
Larsson dengan status pinjaman selama 2 bulan dari Helsingborgs,
dan pemain itu memiliki pera penting dalam pencapaian United di Liga Champions,[16]
dengan harapan meraih Treble kedua; namun setelah mencapai babak semi-final, United
kalah dari A.C. Milan
3–5(agregat).[17]
Dalam perayaan ke-50 keikutsertaan
Manchester United dalam kompetisi Eropa, dan juga perayaan ke-50 dari Treaty of Rome, Manchester
United bertanding melawan Marcello Lippi dan tim Eropa XI di Old Trafford
pada 13 Maret
2007. United memenangkan
pertandingan 4–3.[18]
Empat tahun setelah gelar terakhir
mereka, United meraih kembali gelar juara liga pada 6 Mei 2007,
setelah Chelsea bermain imbang dengan Arsenal, meninggalkan the Blues tujuh
poin di belakang dengan menyisakan 2 pertandingan, diikuti kemenangan United
1–0 dalam derbi Manchester hari
sebelumnya, mengantarkan United ke gelar kesembilan Premiership-nya dalam 15
tahun eksistensinya. Namun, mereka tidak dapat mencapai double keempat mereka,
karena Chelsea mengalahkan United 1-0 di final Piala FA 2007 yang berlangsung
di Stadion Wembley yang baru.
Pada 11 Mei 2008, United kembali
meraih gelar liga setelah mengalahkan Wigan 2-0 di pertandingan terakhir untuk
memastikan gelar tersebut, disusul gelar Liga Champions pada tanggal 21 Mei 2008 yang
diraih dengan mengalahkan Chelsea 6-5 di final melalui adu penalti
setelah bermain seri 1-1 di waktu normal 2x45 menit serta perpanjangan waktu
2x15 menit. Dengan status sebagai juara Liga Champions tersebut, United berhak
mengikuti Piala Dunia Antarklub FIFA 2008
dan berhasil menjuarai turnamen tersebut setelah mengalahkan Gamba Osaka
5-3 di semifinal dan LDU Quito 1-0 di final.
United pun menjadi klub Eropa kedua yang menjadi juara dunia setelah AC Milan
pada 2007. Setahun setelah
final Liga Champions UEFA tahun 2008, Manchester
United masuk kembali ke final tahun 2009. Manchester United kemudian mengalami
kekalahan dalam final Liga Champions UEFA 2008–09, saat
menghadapi Barcelona dengan skor 2 – 0 di Roma, Italia.
Musim 2009-10 bukanlah musim yang
bagus, karena hanya mendapatkan gelar Piala Liga, hanya finis di posisi kedua,
dan terdepak di Liga Champions oleh Bayern Munich. Musim
selanjutnya United meraih titel juara liga teratas untuk ke-19 kalinya,
melewati Liverpool dengan 18 gelar juara liga, setelah imbang di Blackburn 1-1 untuk penentuan gelar juara
dengan Chelsea. Di Eropa, United meraih medali runner-up setelah dihantam
pasukan Pep Guardiola,Barcelona 3-1. Di musim tersebut, United
kehilangan Gary Neville, Owen
Hargreaves, Paul Scholes dan Edwin van der
Sar. Di musim 2011-12, United mendapat kemenangan besar atas Arsenal
8-2 di Old Trafford, tetapi kekalahan besar dari Manchester City 1-6 di tempat yang sama.
Pertandingan melawan Sunderland (1-0 United) adalah sejarah bagi United,
khususnya Sir Alex yang telah resmi 25 tahun bersama United. North Stand resmi
diganti namanya menjadi Sir Alex Ferguson Stand. Pada musim itu pula United
tidak berhasil menembus 16 besar Liga Champions setelah dikalahkan Basel 1-2 di Swiss. United
juga tidak berhasil menembus perempat final Liga Europa setelah tumbang oleh
Athletic Bilbao. Di domestik, United disapu Crystal Palace 1-2 di kandang di
ajang Piala Liga. United juga menelan kekalahan 1-2 di Anfield dalam ajang
Piala FA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar